Islam di Italia
Sejarah Islam di Italia dimulai pada abad ke-9: Sisilia dan beberapa wilayah di Semenanjung Italia telah menjadi bagian Muslim Ummah. Antara tahun 828 (Penaklukan Muslim Sisilia) dan 1300 (penaklukan kubu Islam terakhir Lucera di Puglia), Islam hampir tidak dijumpai di Italia saat terjadi penggabungan negara tahun 1861 hingga 1970-an, hingga gelombang pertama imigran Afrika Utara mulai tiba. Bangsa Afrika Utara tersebut, umumnya berasal dari Barbar atau Arab, yang datang paling banyak berasal dari Maroko. Banyak juga yang berasal dari Albania, hingga belakangan ini mereka diikuti oleh orang
Saat ini terdapat 60.000 atau warganegara Italia yang Muslim. Mereka adalah orang asing yang menjadi warganegara Italia dan orang Italia asli yang berpindah agama menjadi Islam.
Islam dikenal formal oleh negara di Italia disamping menjadi agama terbesar kedua setelah Katolik. Agama lain seperti Yahudi dan kelompok kecil seperti Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah dan Gereja Advent Hari Ketujuh, telah diakui oleh pemerintah Italia. Pengenalan resmi telah memberikan agama lain ini kesepakatan untuk menguntungkan "pajak agama" nasional.
Sejarah
Ketika awal abad ke-7 dan ke-8 beberapa bangsa Lombard, bangsa Jerman yang menguasai bagian Italia, berpindah dari Arianisme menjadi Islam sebagai ganti Katolik. Al-Ankubarti tersebut umunya bertempur sebagai tentara sewaan dalam pasukan Arab di pantai Mediterania Afrika, khususnya di Ifriqiyah
Muslim Arab di Italia
Serangan bangsa Arab pertama di Sisila Byzantium tahun 652, 667 dan 720 gagal; Syracuse ditaklukkan pertama untuk sementara waktu di tahun 708, namun invasi yang direncanakan tahun 740 gagal karena pemberontakan Berber dari Maghreb yang berakhir hingga tahun 771 dan perang sipil di Ifriqiyah yang berakhir hingga tahun 799. Namun,
Muslim di Sisilia
Untuk mengakhiri pemberontakan tetap pasukan ini, hakim Aghlabid dari Ifriqiya mengirimkan pemberontak Arab, Barbar dan Andalusia untuk menaklukkan Sicily di tahun 827, 830 dan 875, yang dipimpin antara lain Asad bin al-Furat. Tahun 902, hakim Ifriqiyan sendiri yang memimpin sebuah pasukan untuk mempertahankan pulau. Hakim Sisilia, yang memberontak mempertahankan Konstantinopel, disebut oleh Muslim (nama Saracen oleh orang Eropa) sebagai pembantu. Tahun 831, Palermo jatuh ke tangan mereka, tahun 843 diikuti Messina, di tahun 878 Syracuse, tahun 902 Taormina, tahun 918 Reggio Calabria di dataran utama, dan di tahun 964 menjatuhkan Rometta, bagian terakhir daratam Byzantium di Sisilia.
Kekuasaan Arab dalam pertanian Sisilia menjadi makmur dan menjadikan ekpor yang terorientasi. Seni dan kerajinan tangan berkembang di
Peperangan di Ostia tahun 849 mengakhiri serangan Arab ketiga di Roma.
Emirat di Apulia
Dari Sisilia, orang Muslim set over to the mainland dan menghancurkan Calabria. Tahun 835 dan kemudian tahun 837, Duke dari Napoli bertempur melawan Duke dari Benevento dan dijuluki orang Muslim sebagai penolong. Tahun 840, Taranto dan Bari jatuh ke tangan Muslim, dan tahun 841 Brindisi. Capua dihancurkan,
Hanya setelah kejatuhan Malta tahun 870, Kristen dunia barat berhasil dalam memperbaiki angkatan perang melawan Muslim. Kaisar Franko-Romawi Louis II menaklukkan
Tahun 1002,
Setelah Aghlabids dikalahkan di Ifriqiya, Sicily jatuh di abad ke-10 kepada pengganti Bani Fatimiyah mereka, namun mengklaim kemerdekaan setelah pertempuran antara Islam Sunni dan Islam Syi'ah dibawah Kalbids.
Invasi di Piedmont
Setelah mereka menguasai kekaisaran Visigoth di Spanyol, bangsa Arab dan Barbar 729-765 dari Septimania dan Narbonne melakukan pengepungan di Italia utara, dan tahun 793 menyerbu lagi Perancis selatan (Nice 813, 859 dan 880). Tahun 888 Muslim Andalusia mengubah pasukan baru di Fraxinet dekat Frejus di Provinsi Perancis, dari dimana mereka mengawali pengepungan sepanjang pesisir dan di dalam Perancis.
Tahun 915, setelah Pertempuran Garigliano, bangsa Muslim kehilangan pasukan mereka di selatan Lazio. Tahun 926 Raja Hugh dari Italia memerintah bangsa Arab untuk bertempur mempertahankan Italia utara yg direbut miliknya. Tahun 934 dan 935 Genua dan La Spezia diserang, diikuti oleh Nice di tahun 942. Di Piedmont, bangsa Muslim menempuh sejauh Asti dan Novi, yang bergerak ke utara sepanjang lembah Rhône dan bagian barat Alps. Setelah kekalahan Pasukan Burgundy, Tahun 942-964 mereka menguasai Savoy dan menduduki sebagian
Sicily dibawah Normandia
Istana lama Emir: Palazzo dei Normanni.
San Giovanni degli Eremiti: Simbiosis Arabia-Byzantium-Normandia
Peta dunia oleh kartografer Morocca al-Idrisi untuk Raja Roger dari
Katedral Lucera: di reruntuhan masjid.
Catatan Arab dalam Mantel Penobatan.
Budaya dan perekonomian di Sicily yang berawal di bawah Kalbid terhambat oleh pertempuran dalam, yang diikuti dengan intervensi, tahun 1027, oleh Zirids Tunisia, dan oleh Pisa (1030-1035) dan Byzantium. Sicily Timur (
Populasi Muslim penting tersisa di
Kehidupan tenang bersama di
Untuk mengakhiri pergolakan ini, kaisar Frederick II, pengikut Perang Salib, manghasut kebijakan "pembersihan" etnis dan agama, berkaitan dengan tekanan Papal namun juga dalam perintah untuk menjadikan kemampuan pasukan loyal yang tidak dapat terpengaruh oleh saingan Kristen (baron lokal dan raja asing, seperti Paus). Tahun 1224-1239 dia mendeportasi 20.000-30.000 Muslim dari Sicily menuju koloni dibawah kendali militer di Lucera di Apulia, kira-kira 20 kilometer barat laut Foggia dan 150 kilometer barat laut Bari. Dia menjadikan koloni otonomi dan mendukung mereka, dengan demikian membantu kebudayaan Muslim di Italia untuk terakhir kalinya. Tahun 1249 dia menolak Muslim dari
Setelah kejatuhan Hohenstaufen dalam Pertempuran Benevento (1266), dimana Muslim bertempur berdampingan dengan Staufer Sisilia, dan kekalahan pengikut Perang Salib di tahun 1291, Lucera dikalahkan di tahun 1300 pada hasutan paus oleh Raja Charles II dari Naples. Populasi Muslim, yang berjumlah kira-kira 100.000, dibunuh dan diperbudak.
Ottoman di Otranto
Kekaisaran Ottoman, di tahun 1453 dibawah Sultan Mehmed II telah memduduki Konstantinopel dan Galata, tahun 1475 tumpuan terakhir Genuas di Laut Hitam dan tahun 1479 Koloni Venetian Euboea di Yunani, tahun 1480 menyelesaikan serangan pengalih keraguan di teritorial Spanyol di Italia selatan, setelah tahun 1479 pasukan Turki telah memasuki Friuli di Italia utara (dan kemudian 1499-1503). Kota pelabuhan Apulia dari Otranto, berlokasi sekitar 100 kilometer tenggara Brindisi, dikuasai dan dirubah untuk digunakan sebagai kepala jembatan bangsa Turks, namun diserahkan lagi tahun 1481, ketika Mehmed meninggal dan Konstantinopel menyaksikan peperangan untuk tahta.
Cem, orang yang mendapat tahta Ottoman, dikalahkan disamping dukungan paus; dia melarikan diri dengan keluarganya Kerajaan Naples, dimana keturunan laki-lakinya dianugrahkan dengan sebutan Principe de Sayd oleh Paus tahun 1492. Mereka tinggal di
Serangan di abad ke-16
Hal ini menjadi perdebatan jika Otranto bermaksud untuk menjadikan pasukan dalam pertempuran berikutnya. Sultan Ottoman tidak pernah menyerahkan ambisi mereka untuk mengakhiri Kristen di Roma dan menerapkan kedaulatan Islam.
Setelah pendudukan Ragusa (Dubrovnik) dan Hungaria tahun 1526 dan kekalahan pasukan Turki di Vienna tahun 1529, pasukan Turki menyerang kembali Italia selatan. Tahun 1512/1526 Ottoman menduduki Reggio dan tahun 1537 bagian Calabria dan di tahun 1538 mengalahkan Pasukan Venesia. Tahun 1539 Nice dikepung oleh bangsa Barbaria (Pengepungan Nice), namun percobaan penguasaan Turki di Sisilia gagal, seperti percobaan pendudukan Pantelleria tahun 1553 dan pengepungan Malta tahun 1565.
Spanyol, penyumbang terbesar untuk kejayaan Kristen „Persaingan Suci“ dalam pertempuran Lepanto tahun 1571 dibuat oleh Republik Venice, antara 1423 (dan khususnya sejak 1463) dan 1718 memerangi delapan perang pantai terhadap Kekaisaran Ottoman.
Situasi saat ini
Menurut statistik resmi Italia terakhir, Muslim mencapai sekitar 34% dari 2.400.000 penduduk asing yang tinggal di Italia pada 1Januari 2005.
820.000 penduduk asing tersebut merupakan sejumlah Muslim yang secara resmi bertempat tinggal di Italia, 100.000-150.000 lainnya seharusnya ditambahkan, sebagai keberadaan Muslim, menurut perkirahan tahunan yang disetujui secara luas asosiasi Italia Caritas, sekitar 40% imigran resmi Italia.
Disamping imigran legal menunjukkan minoritas keberadaan Muslim di Italia, isu Islam di Italia saat ini berhubungan dengan beberapa partai politik (khususnya 'Luga Utara' atau 'Lega Lombarda') dengan imigrasi, dan imigrasi ilegal yang lebih spesifik. Imigrasi telah menjadi isu politik yang terbuka, ketika, khususnya di musim panas, laporan muatan kapal imigran ilegal atau program berita dominasi clandestini.
Kepolisian tidak memiliki keberhasilan besar dalam meninterupsi banyaknya ribuan clandestini yang menepi di pantai Italia, terutama karena panjangnya garis pantai Italia semata: total sekitar 8.000 km . Namun, banyak clandestini yang berlabuh di Italia hanya menggunakan Italia sebagai jembatan menuju negara UE lain, karena fakta bahwa Italia tidak memiliki banyaknya peluang ekonomi untuk mereka seperti Jerman atau Perancis, dan kurang lebih iklim yang tidak bersahabat untuk keberadaan mereka, juga dengan ketaatan beragama umat Katolik Italia.
Jumlah Muslim asing yang telah berkedudukan warganegara Italia diperkirakan antara 30.000 hingga 50.000, jika Muslim Italia (dari marga Italia yang sebelumnya termasuk penganut Katolik atau tidak memiliki agama lalu masuk Islam) diperkirakan kurang dari 10.000.
Karena itu, di tahun 2005 jumlah Muslim yang tinggal di Italia diperkirakan menjadi antara 960.000 hingga 1.030.000, dengan perkiraan rata-rata mendekati angka jutaan dimana media Italia sudah mulai mengadopsi yang merujuk pada populasi Muslim di Italia.
Keberadaan Muslim saat ini 1.4% dari populasi Italia, presentase rendah dari negara UE besar lain, dan masih turun dari yang tercatat di Italia antara pertengahan abad ke-9 dan akhir abad ke-13, sebelum perpindahan pesukan Muslim terakhir di Puglia tahun 1300.
Saat zaman Pertengahan, populasi Muslim bertotal hampir berpusat diInsular (Sisilia, Sardinia) dan (Calabria, Puglia) Italia Selatan, saat ini lebih rata penyebarabbya, yang hampir 55% Muslim mendiami Utara Italy, 25% di Pusat, dan hanya 20% di Selatan.
Harus dikatakan bahwa disamping 'Invasi Muslim' tiruan, Muslim membentuk proporsi rendah imigran kemudian di tahun selanjutnya, ketika laporan statistik terakhir Mentri Italia Interior dan Caritas menunjukkan bahwa bagian Muslim antar imigran baru merosot dari lebih 50% awalnya di tahun 1990-an (umumnya Albanian dan Moroccan) menjadi kurang dari 25% di dekade selanjutnya, dengan Negara non-Muslim seperti Rumania, Moldavia, dan Ukrainayang mempolopori "gelombang" imigrasi terakhir.
Ukuran kecil relatif komunitas Muslim lokal berarti bahwa Islam telah membuat dampak penting pada kehidupan publik, namun terdapat tanda bahwa perubahan. Titik saat ini pergolakan antara Italian asli dan populasi imigran Muslim meliputi keberadaan salib di rusang kelas sekolah dan kamar rumah sakit Italia. Adel Smith talah menarik media pertimbangan dengan menuntut bahwa salib di tempat publik (sekolah, rumah sakit, dan kantor pemernitah) dipindahkan. Konsili Negara Italia, dengan jumlah kalimat 556, 13 Februari 2006 , mengkonfirmasi pajangan salib dalam dukungan pemerintah ditempatkan.
Jika non-Kristen mungkin tidak melihat ini sebagai alasan untuk menjadikan salib wajib dalam institusi negara, banyak Muslim juga telah menyatakan oposisi mereka untuk memindahkan salib karena mereka tidak menemukan mereka mengganggu. Mereka mengutip fakta bahwa banyak negara dengan Muslim mayoritas, hal ini umum dijumpai anak panah dalam ruang hotel yang menandakan arah Mekah, dan bahwa ini tidak dibuat bahan perdebatan oleh non-Muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar